Pendidikan Lanjut

1. Bakteri entomopatogen potensial untuk pengendalian hama secara hayati

 

Penulis: Sukirno

Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi UGM

Kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan terhadap bahan makanan yang mengandung residu insektisida dan resiko terjadinya pencemaran yang disebabkan oleh penggunaan insektisida berlebihan masih cukup rendah. Produk bahan makanan seperti sayur, beras, buah, produk daging dan susu yang dihasilkan dari sistem pertanian organik memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk pertanian konvensional. Untuk mendukung budidaya organik berbagai produk agensia pengendalian hama yang aman dan tidak menimbulkan residu telah diluncurkan. Beberapa agensia yang umumnya digunakan dan telah dikomersialkan adalah bakteri entomopatogen, seperti: (more)

2. Potensi nematoda entomopatogen sebagai agensia pengendalian hayati hama serangga

Penulis: Sukirno

Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi UGM

Gambar. Steinernema carpocapsae entomopathogen pada beberapa jenis hama serangga (Gambar diambil dari http://www.nuetzlinge.de) (more)

3. Potensi nukleopolyhedrovirus endogenik Indonesia sebagai agensia pengendalian hayati ulat grayak (Spodoptera litura Fab.)

Penulis: Sukirno

Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi UGM

Gambar. Struktur diagramatic nuckleopolihedrovirus (https://en.wikipedia.org/wiki/Baculoviridae) (more)

4. Kerentanan ulat kobis Plutella xylostella dan Helicoverpa armigera dari Kopeng dan Klaten terhadap Bacillus thuringiensis

Penulis: Siti Sumarmi

Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi UGM

Gambar. Kerusakan krop kobis yang disebabkan oleh ulat kobis (dokumentasi field trip Kopeng 2017) (more)

 

5. Perkembangan populasi serangga pada tanaman cabai di Yogyakarta

Penulis: RC. Hidayat Soesilohadi, PBPH Wijaya, dan B. Santoso

Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi UGM

ABSTRAK

Keragaman dan populasi serangga  pada komunitas cabai memberi gambaran bagaimana pola perkembangan keragaman serta kemelimpahan populasi serangga. Serangga yang memanfaatkan komunitas cabai dapat dikategorikan dari potensi peran di dalam komunitas. Penelitian dilakukan di KP4-UGM pada area seluas 1.500 m2. Varietas cabai ditanam Capsicum. annuum var. Tn 99.  Pengamatan dilakukan sepanjang umur tanaman dimulai sejak cabai ditanam di bedeng. Serangga dikoleksi sebagai sampel dari area tersebut. Jenis serangga dan cacah individu dihitung setiap minggu. Pengukuran suhu, curah hujan, kelembaban udara dilakukan selama penelitian. Identifikasi serangga di lakukan di Lab. Entomologi Fakultas Biologi UGM dan Lab Entomologi Puslit Biologi LIPI, Cibinong. Perkembangan populasi dianalisis secara time series dengan memplot antara waktu sbg sb-x, dan jumlah takson sebagai sb-y. Hasil sementara menunjukkan sampai dengan tanaman cabai berusia 110 hari dikoleksi 10 Ordo serangga, yaitu Ordo Hemiptera, Coleoptera, Orthoptera, Diptera, Hymnenoptera, Odonata, Mantodea, dan Ordo Lepidoptera. Sampai dengan saat ini masih dilakukan pengambilan sampel dan identifikasi akan dilakukan pada Bulan Desember 2013 di Laboratorium Entomologi Puslit Biologi LIPI, Cibinong (more)