Potensi nukleopolyhedrovirus endogenik Indonesia sebagai agensia pengendalian hayati ulat grayak (Spodoptera litura Fab.)

Penulis: Sukirno

Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi UGM

Gambar. Struktur diagramatic nuckleopolihedrovirus (https://en.wikipedia.org/wiki/Baculoviridae)

Nukleopolyhedrovirus (NPV) adalah salahsatu baculovirus anggota Famili Baculoviridae yang menginfeksi Ordo Lepidoptera (86%), Hymenoptera (7%), dan Diptera (3%) (Untung 1993). NPV memiliki badan inklusi yang terdiri dari matriks protein berbentuk amorf dan bersegi banyak (polihedral) dan berdiameter 0,05 – 15 mikrometer (Maddox 1975). Di dalam badan inklusi atau juga disebut badan oklusi terdapat nukleokapsid dalam virion yang berbentuk tubuler sepanjang 336 mikrometer dan berdiameter 62 mikrometer. Virion dibungkus oleh membran (envelope) dan dalam satu virion bisa terdapat satu atau lebih nukleokapsid (Tanada and Kaya 1993).

Baculovirus membunuh inang dengan mekanisme sebagai berikut:

  1. Baculovirus masuk ke dalam tubuh serangga melalui makanan yang terkontaminasi.
  2. Di dalam usus tengah protein baculovirus pada kondisi pH rendah menyebabkan dinding usus tengah mengalami lisis dan matriks virus masuk melalui membran peritropik dan ikut sistem sirkulasi cairan hemolimfe. Pada tahap ini dinding usus larva telah rusak sehingga larva. berhenti makan dan mencari tempat pada substrat yang terbuka (daerah pucuk tanaman).
  3. Di dalam hemolimfe dan sel-sel tubuh, virus bereplikasi dan menyebabkan sel-sel lisis sehingga larva yang terinfeksi menjadi fragile (mudah pecah) dan akhirnya mati.
  4. Virus yang keluar dari dalam tubuh larva terinfeksi dapat mengkontaminasi pakan dan menyebabkan reinfeksi pada individu lain.

Beberapa isolat baculovirus telah diisolasi dari larva ulat grayak yang berasal dari Tawang Mangu (sebanyak 2 isolat), Palu (sebanyak 2 isolat), Kopeng (sebanyak 1 isolat) dan Manado (sebanyak 1 isolat). Dari isolat ini kemudian patogenisitas diuji pada skala laboratorium, skala rumah kaca, hingga skala lapang terbatas dengan menggunakan tanaman tembakau.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baculovirus isolat Tawang Mangu (TM-7) dan Kopeng (K -9) adalah isolat yang paling patogen dan sebanding dengan C-klasik yang digunakan sebagai kontrol positif. Data persistensi menunjukkan bahwa TM -7 dan K -9 masih dapat menyebabkan kematian lebih dari 40% hingga hari ke-10 setelah aplikasi. Persistensi ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan menggunakan profenofos (13%). Pada uji skala lapang terbatas, data menunjukkan bahwa isolat baculovirus endogenik Indonesia tersebut dapat melindungi daun tembakau dari kerusakan yang disebabkan oleh ulat grayak, dan daya proteksinya dapat disejajarkan dengan insektisida profenofos.

Studi perbanyakan isolat K-9 dilakukan untuk menghitung jumlah larva terinfeksi NPV yang ekuivalen yang dibutuhkan untuk aplikasi pengendalian ulat grayak pada tanaman tembakau sebanyak 1 hektar. Dengan asumsi bahwa dosis efektif untuk pengendalian ulat grayak dengan TM-7 adalah sebesar 1,2 x 10^11 PIB, maka diperlukan sebanyak 322 larva instar IV.

Penggunaan baculovirus memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan insektisida kimia, yaitu:

  1. Aman, ramah lingkungan, dan tidak menimbulkan residu di lingkungan dan produk.
  2. Memiliki spektrum yang relatif sempit sehingga memiliki resiko yang rendah untuk meracuni organisme lain.
  3. Mempunyai daya persistensi dan mampu bereplikasi di lingkungan sehingga memiliki daya reinfeksi terhadap individu lain.

Sumber pustaka

Astuti, A. T. 2007. Uji patogenisitas isolat Spodoptera litura multiplenucleopolyhedrovirus (SpltMNPV) pada ulat grayak, Spodoptera litura Fab. di laboratorium. Skripsi Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Madox, J. V. 1975. Use of insect pathogen in pest management. In Metcalf, R.L. and W. H. Luckmann (Eds.) Introduction to insect pest management. 2nd ed. John Wiley & Sons. New York.

Mayawardhani, U. 2006. Persistensi Spodoptera litura multiplenucleopolyhedrovirus (SpltMNPV) isolat K-9 dan TM-7 endogen Indonesia pada tanaman tembakau di rumah kasa.  Skripsi Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sari, E. K. 2006. Uji efikasi Spodoptera litura multiplenucleopolyhedrovirus (SpltMNPV) isolat K-9 dan TM-7 endogen Indonesia terhadap ulat grayak, Spodoptera litura Fab. (Lepidoptera: Noctuidae) pada tanaman tembakau di lapang. Skripsi Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Untung, K. 1993. Pengantar pengelolaan hama terpadu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tanada, Y. and H. K. Kaya. 1993. Insect pathology. Academic press. San Diego. California.

Wahyuningsih, S. 2006. Perbanyakan Spodoptera litura multiplenucleopolyhedrovirus (SpltMNPV) isolat K-9  menggunakan ulat grayak,  Spodoptera litura Fab. (Lepidoptera: Noctuidae) dan penentuan ekuivalen larva pada pertanaman tembakau. Skripsi Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.